Selasa, 13 November 2012

kutipan ragam bahasa


           Dalam buku yang berjudul Ragam Bahasa, Surono (1989:14-20) menyebutkan bahwa pemakaian berbahasa yang baik dan benar adaah pemakaian yang menyesuaikan situasi, dan benar kaidahnya. Jadi tidak benar berkomunikasi itu harus baku. Menurut  Ardian (2008:18) “pemakaian bahasa yang baik haus menggunakan diksi atau pilihan kata
yang tepat seksama dan lazim. Tepat sesuai kontek kalimat dan temanya; seksama jika tidak menimbulkan makna ganda, dan lazim jika sesuai ragamnya.”
          Ragam bahasa menentukan wujud tulisan kita. Seandainya karya ilmiah, harus mematuhi kaidah penulisan baik kebahasaan, ejaan dan konvensi naskahnya. Dalam artikel yang berjudul “Penulisan Karya Ilmiah,” Bagas (dalam Septiana, 2006:17) konvensi naskah yang dimaksud adalah
    “konsep atau aturan yang berlaku dalam penulisan karya  ilmiah, misalnya pembuatan daftar pustaka, kutipan, penomoran, abstraks dst. Konvensi tersebut harus dipatuhi bagi penulis. Berisiko besar seandainya mengutip pendapat orang lain tanpa memperhatikan konvensinya. Akibat fatal adalah bias dituduh sebagai plagiat. Banyak kejadian yang akhirnya merugikan diri sendiri. Bisa dicabut hasil karyanya bahkan bias ke meja hijau.”


   Dalam  penulisan karya ilmiah sering disebutan kalimatnya harus efektif. Maksudnya kebahasaannya harus mematuhi kaidah sbb.:
1.    Kalimat harus bersubjek;
2.    Kalimat pasif harus tepat;
3.    Pemakaian afiks atau imbuhan harus tepat;
4.    Stukturnya tidak terpengaruh dari bahasa asing maupun derah;
5.    Pilihan kata tidak mubazir: pleonasme, redundan;
6.    Pilihan kata tidak hiperkoreks;
7.    Pilihan kata tidak ambiguitas;
8.    Pilihan katbernalar;
9.    Menggunakan ejaan yang disempurnakan.
( Sakdiyah, 2006:16).

DAFTAR PUSTAKA
Ardian, Tri Kusumo. 2008. Berbahasa  yang Baik dan Benar. Jakarta:CV Gramedia.
Sakdiyah, Dwi Utami. 2006.
Septiana
Surono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar